DE DJAWATAN - HUTAN UNIK BANYUWANGI
Kota-kota besar yang ada di Indonesia sekarang sudah semakin maju dalam berbagai sektor, tekhnologi dan pembangunan adalah salah satunya. Majunya di berbagai sektor itu kadang kala menimbulkan pro dan kontra, contoh yang paling gampang misalnya pembangunan jalan tol, jika melihat dari kacamata bisnis dan ekonomi tentu saja bagus karena sangat bermanfaat untuk mendistribusikan barang dan mempersingkat waktu, dalam hal ini tentu saja juga termasuk menekan biaya operasional.
Tapi kalau kita lihat dari kacamata alam dan lingkungan tentu saja sangat ditolak, karena kerap kali pembangunan akan memakan ruang terbuka hijau kota dan berimbas pada naiknya polusi udara jika pembangunan telah selesai dan dibuka untuk umum.
Polusi udara yang tinggi menjadikan kualitas udara yang buruk untuk pernapasan kita dan pada akhirnya kesehatan kita yang menjadi taruhan. Kerap kali hal ini disepelakan dan akan menjadi sangat penting ketika penyakit sudah datang.
Tidak semua kota melupakan pentingnya ruang terbuka hijau atau hutan kota, kota Banyuwangi salah satunya.Walaupun sebenarnya letaknya tidak tepat di tengah kota. Terletak di desa Benculuk, kecamatan Cluring, kabupaten Banyuwangi yang berjarak 37 km dari pelabuhan Ketapang yang bisa di tempuh dengan kendaraan pribadi selama 1 jam.
Ini dia De Djawatan,
Untuk tiket masuk hanya Rp 5.000/orang. Fasilitas yang di sediakanpun cukup lengkap mulai dari toilet yang bersih, mushola, kantin, outbond area, penyewaan motorcross, live musik (ada jadwal tertentu).
Untuk area parkirnya terbilang luas, untuk yang membawa mobil juga tak perlu was-was. Area ini cukup mudah di jangkau karena letaknya tidak jauh dari jalan raya, hanya saja plang penanda pintu masuk objek ini terlalu kecil, belum lagi jalan masuknya pas di pertigaan dekat pasar tradisional, jadi kemungkinan akan kebablasan (kelewatan) semakin besar,hehe..
Tertarik bukan? Buat kalian yang ingin melakukan prewedding disini juga bisa, dan info terakhir yang MasBay dapat untuk biayanya adalah sekitar Rp 250.000. Masih cukup terjangkau bagi yang ingin punya foto prewedding kekinian.
Para pencinta fotografi akan sangat menyukai tempat ini, setiap sudut memiliki keunikan sendiri. Pohon trembesi yang besar menjadi nilai tambah dan mungkin saja memiliki kesulitan dalam pemotretan. Hasil foto-foto keren itu sudah banyak menghiasi explore Instagram yang membuat banyak orang bertanya dimana lokasi ini.
Semua hasil foto yang MasBay upload di blog ini adalah 100% dari kamera hp. Bagus atau tidaknya silahkan kalian nilai di kolom komentar.
Buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, jam berapapun kalian kesini tidaklah jadi masalah. Alangkah baiknya hindari weekend dan musim liburan kalau ingin hasil foto yang bagus karena sepi pengujung. Poin yang unik dari De Djawatan ini adalah pohon trembesi yang besar dan lebat akan selalu mengingatkan kita pada Hutan Fangorn dalam film The Lord of The Rings
Dalam hal pengalihan fungsi kawasan ini, Perum Perhutani setempat sangat hebat. Kawasan yang dulunya hanya digunakan untuk menumpuk kayu-kayu potongan dan tempat bolos anak smp - sma pada jamannya sekarang disulap jadi tempat yang kece.
Kawasan yang mempunyai luas sekitar 9 hektar ini sangat cocok untuk dijadikan tujuan destinasi wisata, baik pasangan muda mudi, komunitas pencinta alam dan keluarga yang punya anak kecil. Disinipun juga gak perlu takut laper, banyak kantin berderet yang menjual aneka makanan dan minuman.
Ini menambah kekayan yang ada di Indonesia, seperti inilah kreativitas dan inovasi yang perlu dilakukan oleh dinas terkait. Tinggal sekarang menjaga kebersihan yang ada dan mengedukasi warga setempat untuk berani membuka UMKM. Membuat kebijakan yang bijak untuk pelaku usahanya nanti, kalau bisa jangan melulu memakai investor besar apalagi dari luar negeri, cukup dengan slogan musyawarah dan gotong royong, berdayakan warga sekitar, lakukan inovasi dan terus promosi dengan media sosial yang ada, niscaya akan semakin maju wisata lokal seperti ini.
Inilah yang disebut dengan pemanfaatan lahan yang benar, roda ekonomi tetap berputar dengan kekuatan utama UMKM warga lokal, lingkungan sehat, udara segar, polusi udara berkurang dan ini yang dinamakan dengan SEIMBANG.
Tapi kalau kita lihat dari kacamata alam dan lingkungan tentu saja sangat ditolak, karena kerap kali pembangunan akan memakan ruang terbuka hijau kota dan berimbas pada naiknya polusi udara jika pembangunan telah selesai dan dibuka untuk umum.
Polusi udara yang tinggi menjadikan kualitas udara yang buruk untuk pernapasan kita dan pada akhirnya kesehatan kita yang menjadi taruhan. Kerap kali hal ini disepelakan dan akan menjadi sangat penting ketika penyakit sudah datang.
Tidak semua kota melupakan pentingnya ruang terbuka hijau atau hutan kota, kota Banyuwangi salah satunya.Walaupun sebenarnya letaknya tidak tepat di tengah kota. Terletak di desa Benculuk, kecamatan Cluring, kabupaten Banyuwangi yang berjarak 37 km dari pelabuhan Ketapang yang bisa di tempuh dengan kendaraan pribadi selama 1 jam.
Ini dia De Djawatan,
pict by tstatic.net
Untuk tiket masuk hanya Rp 5.000/orang. Fasilitas yang di sediakanpun cukup lengkap mulai dari toilet yang bersih, mushola, kantin, outbond area, penyewaan motorcross, live musik (ada jadwal tertentu).
Untuk area parkirnya terbilang luas, untuk yang membawa mobil juga tak perlu was-was. Area ini cukup mudah di jangkau karena letaknya tidak jauh dari jalan raya, hanya saja plang penanda pintu masuk objek ini terlalu kecil, belum lagi jalan masuknya pas di pertigaan dekat pasar tradisional, jadi kemungkinan akan kebablasan (kelewatan) semakin besar,hehe..
Para pencinta fotografi akan sangat menyukai tempat ini, setiap sudut memiliki keunikan sendiri. Pohon trembesi yang besar menjadi nilai tambah dan mungkin saja memiliki kesulitan dalam pemotretan. Hasil foto-foto keren itu sudah banyak menghiasi explore Instagram yang membuat banyak orang bertanya dimana lokasi ini.
Semua hasil foto yang MasBay upload di blog ini adalah 100% dari kamera hp. Bagus atau tidaknya silahkan kalian nilai di kolom komentar.
Buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, jam berapapun kalian kesini tidaklah jadi masalah. Alangkah baiknya hindari weekend dan musim liburan kalau ingin hasil foto yang bagus karena sepi pengujung. Poin yang unik dari De Djawatan ini adalah pohon trembesi yang besar dan lebat akan selalu mengingatkan kita pada Hutan Fangorn dalam film The Lord of The Rings
pict by nocookie.net
pict by merahputih.com
Kawasan yang mempunyai luas sekitar 9 hektar ini sangat cocok untuk dijadikan tujuan destinasi wisata, baik pasangan muda mudi, komunitas pencinta alam dan keluarga yang punya anak kecil. Disinipun juga gak perlu takut laper, banyak kantin berderet yang menjual aneka makanan dan minuman.
Ini menambah kekayan yang ada di Indonesia, seperti inilah kreativitas dan inovasi yang perlu dilakukan oleh dinas terkait. Tinggal sekarang menjaga kebersihan yang ada dan mengedukasi warga setempat untuk berani membuka UMKM. Membuat kebijakan yang bijak untuk pelaku usahanya nanti, kalau bisa jangan melulu memakai investor besar apalagi dari luar negeri, cukup dengan slogan musyawarah dan gotong royong, berdayakan warga sekitar, lakukan inovasi dan terus promosi dengan media sosial yang ada, niscaya akan semakin maju wisata lokal seperti ini.
Inilah yang disebut dengan pemanfaatan lahan yang benar, roda ekonomi tetap berputar dengan kekuatan utama UMKM warga lokal, lingkungan sehat, udara segar, polusi udara berkurang dan ini yang dinamakan dengan SEIMBANG.
keseimbangan yang sah bisa tercipta tanpa perlu melakukan "pengorbanan" yang salah
Ijin share bosque
ReplyDeleteJangan kasih kendor
DeleteNext gaskan
ReplyDeleteAtur jadwal bosque
Delete