WADUK BAJUL MATI - MINI RAJA AMPAT
Jawa Timur sepertinya tidak akan pernah kehabisan destinasi wisata. Bukan berarti suatu hari nanti penggerak ekonomi di Provinsi ini akan beralih ke sektor pariwisata seperti Bali.
Kalau Bali terkenal akan pantainya, Jawa Timur terkenal akan 2 Taman Nasional yang sudah go international. Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo.
Untuk pantaipun sebenarnya juga tidak kalah cantik dari pantai yang ada di Bali, sebut saja Pantai Plengkung yang sudah beberapakali menggelar event surffing berskala dunia, ada juga Pantai Teluk Hijau yang letaknya tidak terlalu jauh dari Pantai Plengkung yang terkenal akan kejernihan airnya, ada lagi Pantai Tiga Warna di Malang yang sangat terjaga keaslian alamnya.
Dan tentunya masih ada deretan destinasi lain seperti Kawah Ijen, Gunung Bromo dan Gunung Semeru yang namanya sudah terkenal ke seluruh penjuru Nusantara.
MasBay kali ini ingin memamerkan "serpihan raja ampat" yang terselip di dataran gesang.
Masih 1 kawasan dengan Taman Nasional Baluran, letaknya tidak terlalu jauh dari pintu masuk TN Baluran. Sekitar 15 menit ke arah barat menyusuri jalan raya Situbondo - Banyuwangi. Kalian akan menemukan jalan masuk ke kawasan ini.
Tahun 2019 lalu, tiket masuknya hanya 5rb/orang. Kenapa murah? Karena memang tidak ada fasilitas apa-apa yang ada didalamnya.
Kesan awal ketika masuk Waduk Bajulmati adalah panas dan gesang, melaju pelan dan kita hanya di suguhi pemandangan waduk seperti pada umumnya, sampai bertemu di titik yang sekilas mengingatkan pada pesona raja ampat.
Kemiripan terletak pada deretan pulau dan jernihnya air, meskipun jernih tetap saja kita tidak bisa melihat dasar. Jangan disamaain ya, walaupun judulnya mini raja ampat tapi tetap saja banyak perbedaannya. Ya anggap saja clickbait,hehe
Selain itu, tempat ini benar-benar masih sepi, bahkan warung-warung kecil saja tidak ada. Mungkin pengelola Waduk Bajul Mati masih menyiapkan konsep yang tepat.
Dibalik itu semua, poin yang kadang kita lupa adalah destinasi wisata di Indonesia seakan tidak ada habisnya. Berlandaskan poin tersebut sebenarnya bisa menjadi alternatif roda ekonomi kita. Tidak usah berbicara muluk-muluk soal investasi saham, migas, ataupun nikel sebagai komoditi penggerak ekonomi.
Lewat pariwisata kita bisa HEBAT sebagai negara yang berdaulat. Ini adalah opsi, mau bagaimana lagi? Nelayan dan petani yang harusnya jadi tulang punggung negara ini makin hari makin keropos, lantas mau apa??
Dengan "menciptakan" destinasi wisata baru di tiap daerah, minimal daerah tersebut sudah "mandiri" dan mampu menyejahterakan rakyatnya sendiri. Hanya perlu mengelola dan menjaga dengan konsisten.
Dan Waduk Bajul Mati ini adalah salah satu contoh kecil. Untuk contoh nyata yang sudah berhasil mengubah tempat yang dulunya hanya untuk menaruh potongan kayu, sekarang sudah menjelma menjadi destinasi yang populer khususnya di Instagram dan banyak diburu para traveller, klik ➡️ De Djawatan Banyuwangi
Walaupun kita akui sektor pariwasata ini sangat bergantung pada wisatawan dan rentan "bangkrut" ketika terjadi pandemi seperti saat ini. Ini akan menjadi tantangan selanjutnya bagaimana kita mampu bertahan dalam situasi sulit.
Kalau Bali terkenal akan pantainya, Jawa Timur terkenal akan 2 Taman Nasional yang sudah go international. Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo.
Untuk pantaipun sebenarnya juga tidak kalah cantik dari pantai yang ada di Bali, sebut saja Pantai Plengkung yang sudah beberapakali menggelar event surffing berskala dunia, ada juga Pantai Teluk Hijau yang letaknya tidak terlalu jauh dari Pantai Plengkung yang terkenal akan kejernihan airnya, ada lagi Pantai Tiga Warna di Malang yang sangat terjaga keaslian alamnya.
Dan tentunya masih ada deretan destinasi lain seperti Kawah Ijen, Gunung Bromo dan Gunung Semeru yang namanya sudah terkenal ke seluruh penjuru Nusantara.
MasBay kali ini ingin memamerkan "serpihan raja ampat" yang terselip di dataran gesang.
Masih 1 kawasan dengan Taman Nasional Baluran, letaknya tidak terlalu jauh dari pintu masuk TN Baluran. Sekitar 15 menit ke arah barat menyusuri jalan raya Situbondo - Banyuwangi. Kalian akan menemukan jalan masuk ke kawasan ini.
Tahun 2019 lalu, tiket masuknya hanya 5rb/orang. Kenapa murah? Karena memang tidak ada fasilitas apa-apa yang ada didalamnya.
Kesan awal ketika masuk Waduk Bajulmati adalah panas dan gesang, melaju pelan dan kita hanya di suguhi pemandangan waduk seperti pada umumnya, sampai bertemu di titik yang sekilas mengingatkan pada pesona raja ampat.
Kemiripan terletak pada deretan pulau dan jernihnya air, meskipun jernih tetap saja kita tidak bisa melihat dasar. Jangan disamaain ya, walaupun judulnya mini raja ampat tapi tetap saja banyak perbedaannya. Ya anggap saja clickbait,hehe
Selain itu, tempat ini benar-benar masih sepi, bahkan warung-warung kecil saja tidak ada. Mungkin pengelola Waduk Bajul Mati masih menyiapkan konsep yang tepat.
Dibalik itu semua, poin yang kadang kita lupa adalah destinasi wisata di Indonesia seakan tidak ada habisnya. Berlandaskan poin tersebut sebenarnya bisa menjadi alternatif roda ekonomi kita. Tidak usah berbicara muluk-muluk soal investasi saham, migas, ataupun nikel sebagai komoditi penggerak ekonomi.
Lewat pariwisata kita bisa HEBAT sebagai negara yang berdaulat. Ini adalah opsi, mau bagaimana lagi? Nelayan dan petani yang harusnya jadi tulang punggung negara ini makin hari makin keropos, lantas mau apa??
Dengan "menciptakan" destinasi wisata baru di tiap daerah, minimal daerah tersebut sudah "mandiri" dan mampu menyejahterakan rakyatnya sendiri. Hanya perlu mengelola dan menjaga dengan konsisten.
Dan Waduk Bajul Mati ini adalah salah satu contoh kecil. Untuk contoh nyata yang sudah berhasil mengubah tempat yang dulunya hanya untuk menaruh potongan kayu, sekarang sudah menjelma menjadi destinasi yang populer khususnya di Instagram dan banyak diburu para traveller, klik ➡️ De Djawatan Banyuwangi
Walaupun kita akui sektor pariwasata ini sangat bergantung pada wisatawan dan rentan "bangkrut" ketika terjadi pandemi seperti saat ini. Ini akan menjadi tantangan selanjutnya bagaimana kita mampu bertahan dalam situasi sulit.
senyumlah, hidup akan terasa sulit bagi mereka yang berwawasan sempit
Comments
Post a Comment